Tantangan Hari ke-95

Tepat di hari ke 95, Penulis ingin berbagi cerita tentang kami, angkatan 95 di SMPN 1 Payakumbuh. Berawal dari mendadak tergabungnya penulis pada grup WA bertajuk Reuni Perak. Ternyata sudah banyak teman-teman bergabung dan saling menyapa.

Di setiap hari ribuan chat beredar di grup, dari saling bercanda, saling ledek, saling memotivasi dan mengingat masa-masa SMP, melahirkan ide untuk reuni perak di sekolah Kita.

Kegiatan sudah dirancang dari persiapan sampai resepsi, jadwal sudah tersusun rapi dan panitiapun sudah terbentuk. Namun, tiba-tiba Corona melanda, kita harus stay at home, semua kegiatan yang mengumpulkan masa dilarang, akses transportasi darat dibatasi.

Pada akhirnya penerbangan dihentikan sementara, tanggal pertemuan yang ditetapkan setelah lebaran menjadi buyar, teman-teman di rantau tidak bisa pulang. Semua merasa kecewa tidak bisa berkumpul dengan Bapak dan Ibu guru serta teman-teman di SMP 25 tahun yang lalu mulai berpisah.

Namun kreativitas tidak pernah padam, selalu ada ide dalam mengatasi masalah. Resepsi reuni sudah tidak memungkinkan lagi terwujud, panitia merobah konsep acara menjadi virtual reuni.

Kegiatan seremonial berubah menjadi bakti sosial. Semua dana yang sudah terkumpul dialihkan untuk donasi kepada masyarakat terdampak covid, sumbangan sembako dan keperluan lebaran tersebar ke segala penjuru kota.

Kegiatan yang membantu Rumah Sakit dalam bentuk donor darah, diselenggarakan bekerja sama dengan PMI. Melalui media sosial panitia yang digawangi Hendri, menghimbau angkatan 95 untuk mendonorkan darah di tanggal 27 Mei 2020. Tanggal yang semula direncanakan sebagai hari Gebyar Angkatan 95.

Kegiatan silahturrahmi ke rumah gurupun dimulai semenjak hari kedua lebaran. Teman-teman seperti tidak mengenal lelah mengunjungi rumah setiap guru, melaporkan secara virtual di grup. Di saat PSBB sedang berjalan dan ketakutan penularan Covid, semua melangkah pasti untuk pertemuan dengan orang- orang yang Kami sayangi dan juga menyayangi Kami.

Satu persatu rumah Bapak dan Ibu guru dikunjungi, kerinduan yang mengharu biru tersampaikan. Semua anggota grup melihat betapa bahagia perasaan tim dan juga para patriot pembela bangsa di zaman Kami, saat bertemu. Ada tawa mengingat tingkah nakal di SMP, ada air mata haru melihat anak yang 25 tahun lalu dengan segala tingkah di kelas, kini berdiri gagah merangkul sang Guru.

Bahagianya Kami melihat semua momen kebersamaan, walaupun tidak bisa bergabung. Teman-teman di perantauan yang tidak bisa pulang, bisa melepas kerinduan, melalui virtual kita bersilahturrahmi. Ada cerita di masa SMP di setiap foto guru yang dikirim tim lapangan. Ada banyak kenangan di setiap wajah Bapak dan Ibu Guru yang kita tatap di layar Android.

Terima kasih teman-teman panitia, di saat kita tidak bisa saling bertemu, silahturrahmi dan rindu untuk Bapak dan Ibu Guru tetap tersampaikan. Semoga silahturrahmi setelah 25 tahun meninggalkan sekolah tercinta makin erat terjaga. "Karena kita pernah putih biru di SMPN 1 Payakumbuh."

# Bapak dan Ibu Guru yang Kami hormati dan sayangi, "Tanpamu apalah Kami." Bapak: Dalsisup, Ganefiardi, Yasril Ladi, Cibdra Elfizon, Hasan Basri, Tom Hardi, Awalisme, dan Bapak Syamsuar.

Ibu : Rusmini Rusyid, Zaidar, Rosita, Adilla, Wilda Yeni, Rifka Dewi, Nurbaida, Ramisah, Nur Emiwati, Mulda Hefni, Asmawati, Yatti Marni, Lisa Rahmawati, Dusniarti, Sofia Sayuti, Teti Warni, Asma Murni, Sil Rahmi, Nurseha, Betti Lestari, Syamsilas Rauf, Rina Asneri, Ratna Murni dan Ibu Erisah.

# Menyapa para sahabat panitia Hendri Mamak, Rafnis, David, Dedi, Lonfikri, Yudi, Tiza, Siska, Monic, Nora, Sonya dan semua tim tangguh di lapangan yang tidak bisa disebutkan satu persatu Mewakili perantau, Lisa Yohanita, Yeski, Mega, Ridho, Novel, Karbid Ardi, Kacang, Cendy dan semua teman-teman yang selalu memberi dukungan untuk kesuksesan acara.

#Spesial buat Angkatan 95 SMPN 1 Payakumbuh

#TantanganGuruSiana